Malam sunyi sendu namun merdu
Bekukan langkah, terpaku dalam mangu
Mata menatap diiringi kedipan sayu
Ingin tetap disini
Menanti yang lama ditunggu
Harapan bertabur janji
Aku hampir tertipu lagi
Ketika lisan berucap
Tersirat seonggok makna tak terkira
Hati bergemuruh, menyaingi jantung yang berdetak
Disini aku membisu
Membayangkan hadirmu dalam anganku
Kantuk menyelinap perlahan
Segalanya hilang bersama pejamnya mataku
marikitatidurdulu~
dadah jomblo :p
createdbyrerina
Saturday, August 3, 2013
The First Bukber in Palangka Raya City
Gue mau cerita, tapi ngantuk nh. tidur dulu ya.
Udah ah, ngga usah kesel, judulnya udah pas kok.
Tap besok aja ya :p byeee
Friday, August 2, 2013
Pergi
S
|
emua hal tak hanya datang secara
kebetulan. Rencana tuhan selalu ada. Skenario yang tecetak rapi telah siap
untuk kita mainkan. Meski hati kita berontak, skenario itu tetaplah lebih kuat.
Ini urusan Tuhan. Sekedar mengingatkan.
Ini bukan masalah siapa yang kau
kenal lebih dulu. Ini masalah siapa yang mengenalmu dan tetap bertahan tegas
dalam memilihmu. Ia yang datang, tanpa pernah berpikir hendak pergi…
Ini seleksi alam. Jika kau dapat
bertahan lebih lama dari orang lain, dan tak sekalipun kau berpaling. Dia pasti
mempertimbangkanmu.
Jika rasa telah membulat, meski
seribu kali kau bilang “PERGILAH” segumpal daging yang sensitiv itu akan tetap
bilang “JANGAN PERGI”. Ya, mungkin ini sering terjadi, ketika hati dan lisan
tak sejalan. Mereka berkelahi dalam diam, mengusik benakmu yang semula tenang.
Ini rasa, masalah rasa. Kutanya solusinya apa?
Banyak orang yang berusaha
mempertahankan, tetapi berakhir sakit jua. Jadi, apalah dayaku. Aku tak akan
pernah menahanmu. Sekalipun aku ingin. Meski ku tau aku akan sakit jika salah
melangkah. Kepasrahanku membuat diriku ragu, apakah yang kulakukan ini salah?
Apakah aku harus mengikuti kebanyakan orang yang menahan orang lain untuk tidak
beranjak pergi dari hidupnya?
Mungkin dapat disebut perjuangan.
Tapi, jika hanya salah satu saja yang memperjuangkan? Tak kan kah pihak lain
merasa tersakiti?
Aku hanya membungkam. Seribu tanda tanya seakan menghujam sadarku. Aku akan tetap pada jalanku. Pergilah, jika kau
memang ingin pergi. Aku pun akan pergi jika ku ingin pergi. Tapi jika nanti saat
itu tiba, aku tak yakin penyesalanku tak
kan sia-sia. Pergi dariku atau darimu berarti tak ada alas an untuk kembali
padamu atau padaku, apalagi jika kau atau aku sempat berpaling walau sejenak…
Baginya itu tak termaafkan. Karena ia
hanya bisa menerima satu. Cukup satu
saja. Tak lebih. Karena ia tau, jika lebih dari satu, semua pihak akan
merasakan percikan api dihatinya..
Subscribe to:
Posts (Atom)